madaniwallpaper.com
REPUBLIKA.CO.ID, Maqam Ibrahim adalah sebuah prasasti yang berbentuk kotak dengan dua lubang di atasnya.
Lubang itu berbentuk pahatan yang mengikuti jejak kaki Nabi Ibrahim
saat membangun baitullah, Ka’bah, di Makkah Al-Mukarramah. Jadi, Maqam
Ibrahim artinya tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika membangun Ka’bah
bersama anaknya, Nabi Ismail.
Saat ini, Maqam Ibrahim diletak kan dalam rumah kaca di samping Mul
tazam, Ka’bah. Siapa pun yang berthawaf (baca: keliling mengitari Ka’
bah) di Masjdil Haram dan berada dekat bangunan rumah Allah tersebut, ia
akan bisa melihat Maqam Ibrahim.
Warna Maqam Ibrahim menyerupai warna perunggu, agak kehitam-hitaman.
Cetakan kaki Nabi Ibrahim terbuat dari besi. Adapun rumah kaca sengaja
dibuat untuk menghindari kerusakan prasasti jejak kaki Sang Pembangun
Ka’bah, Nabi Ibrahim AS.
Sama halnya dengan Hajar Aswad, posisi Maqam Ibrahim yang menempel di
Ka’bah memiliki keistimewaan. Jika Hajar Aswad mengandung sunah
penghormatan dengan cara mencium atau mengusapnya, Maqam Ibrahim
dihormati dengan melakukan shalat sunah di belakangnya.
Saat musim haji, tentu bukan perkara mudah untuk bisa shalat sunah
tepat di belakang Maqam Ibrahim. Selain dijaga petugas, ada larangan
terhadap jamaah agar tidak berdoa di depan Maqam Ibrahim.
Alasannya, berdoa di depan Maqam Ibrahim dikhawatirkan mengandung
penyembahan dan penghormatan yang berlebihan pada prasasti tersebut.
Tidak heran kalau petugas di sana selalu menghalau jamaah yang terlihat
berdoa di depan Maqam Ibrahim. Petugas biasanya memberi peringatan jika
Maqam Ibrahim hanya sebatas untuk dilihat, bukan untuk disembah.
Terlepas dari itu semua, prasasti Maqam Ibrahim mengandung muatan
sejarah yang tak ternilai. Prasasti jejak kaki Ibrahim itu menunjukkan
betapa Nabi Ibrahim membangun Ka’ bah dengan tangannya sendiri.
Batu-batu yang digunakan juga bebatuan yang dibawa sang putra, Nabi
Ismail. Setiap kali bangunan Ka’bah bertambah tinggi, semakin tinggi
pula tempat pijakan Nabi Ibrahim.
Di atas makam yang ditandai dengan sebuah batu dari surga ini pula
Nabi Ibrahim menyerukan manusia supaya datang menunaikan ibadah haji.
Seperti dituliskan di atas, sesungguhnya keberadaan Maqam Ibrahim
memiliki beberapa keutamaan, antara lain sebagai tempat shalat sunah
setelah jamaah menunaikan thawaf tujuh putaran dan sebelum menuju bukit
Safa-Marwah.
Bahkan, ada doa khusus sebelum dan sesudah shalat sunah di belakang
Maqam Ibrahim. Tentu saja, doa khusus itu berada di antara doa-doa
pribadi jamaah kepada Allah SWT. Maqam Ibrahim juga diyakini sebagai
salah satu tempat mustajab untuk memanjatkan doa. Tentu, selain
Multazam, Hijr Ismail, dan Jabal Rahmah (Padang Arafah).
Menurut sejarah Islam, telapak kaki Nabi Ibrahim sangat mirip dengan
telapak kaki Rasulullah SAW. Adapun bentuk jejak kaki di Maqam Ibrahim
memiliki kedalaman yang berbeda. Satu bagian sedalam 10 sentimeter,
sedangkan satu bagian lagi sedalam sembilan sentimeter.
Panjang jejak adalah 22 sentimeter, sedangkan lebarnya 11 sentimeter.
Berdasarkan ukuran tersebut, ahli sejarah Islam Sheikh Mohd Tahir Al
Kurdi memperkirakan, Nabi Ibrahim memiliki ukuran tubuh yang lebih
kurang sama dengan kebanyakan manusia saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar